Oleh: Eva Aishalia Majid

Ku pandangi jalan ini masih terlalu panjang menuju peraduan Keabadian.

Aku masih tertatih-tatih menelusuri Jalan-Nya yang penuh onak duri sekaligus Misteri.

Dan masih bersama tongkat setia sebagai penyangga agar ku tak jatuh dalam lumpur kesedihan yang menghinakan.

Sesekali ku toleh pohon-pohon lalu.

Ada yang melambai-lambai menyanyikan lagu kematian.

Ada pula yang masih tulus mendendangkan nada-nada rindu untukku.

Aku terkesima…..

Inikah jalan-MU Tuhan?

Takjubku dalam hati bersama jeritan syukur yang menggema disetiap rongga kehidupan.

Ku pandangi lagi pohon-pohon itu.

Satu-satu daun ketakutan berguguran.

Menebarkan aroma kepasrahan diri disela waktu yang tlah lalu dan kemenangan dihari ini.

Bulir-bulir bening pun seolah tak terlihat saat mengalir bersama bulir-bulir Bening-Nya yang berasal dari Langit.

Bening-Nya sejuk terasa, Bening_ku hangat di dada.

Ku perkuat Pertahananku!

Berusaha menembus Bening-Nya yang nadanya seirama dengan langkah tegapku.

Ku terus berlari…….

Melupakan perihnya kaki-kaki berlumur darah oleh tusukan beling jalanan.

Berlari melompati ranjau ketakutan menuju tebing keberanian.

Berlari bersama selendang pengharapan menuju tempat keabadian yang hakiki.

Di jalan ini terus saja ku melangkah!

Menuju Jalan-Nya nan Indah………